Cari Blog Ini

Senin, 27 Oktober 2014

Menak Koncar ( tari Menak Koncar)


-->
Menak Koncar
Kadipaten (kabupaten) Pajarakan dipimpin oleh seorang adipati yang bernama Menak Koncar. Menak Koncar adalah adipati yang setia pada kerajaan Majapahit. Saat itu yang memerintah kerajaan adalah ratu Kencana Wungu, Karena dia sibuk menghadapi pemberontakan yang ada maka kesejahteraan rakyat kurang diperhatikan, Salah satu daerah yang memberontak adalah Blambangan. Kadipaten Blambangan ingin melepaskan diri dari Majapahit, Sang adipati Menak Jinggo berusaha memmpengaruhi daerah-daerah lain untuk turur memberontak, Ia mempengaruhi adipati Menak Koncar untuk bergabung ke Blambangan. Namun adipati Menak Koncar menolaknya, menurutnya apapun yang terjadi pada Majapahit ia tetap harus membela kerajaanya dan membantu ratu Kencana Wungu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi Majapahit. Menak jinggo berusaha tetap membujuk Menak Koncar, ia menjanjikan Menak Koncar akan diangkat sebagai patih Blambangan jika mau bergabung dengan Menak Jinggo, namun adipati Menak Koncar tetap menolaknya. Mengetahui usahanya membujuk Menak Koncar gagal, Menak Jinggo menggunakan jalan kekerasan, ia mengirim ratusan prajurit pilihan untuk menyerang Pajarakan. Banyak prajurit Pajarakan yang tumbang, keris Menak Jinggo pun sempat merobek perut adipati Menak Koncar. Para prajurit Pajarakan segera menyelamatakan Menak Koncar. Mereka berusaha melarikan diri dari prajutit Blambangan menuju Gunung Semeru.
Namun pelarian tersebut tidak berjalan mulus pasukan Menak Jinggo terus mengejar kemanapun mereka pergi. Bahkan ketika sampai di suatu desa tempat prajutit Pajarakan dan Menak Koncar singgah, Menak Jinggo membakar habis desa itu. Di kemudian hari desa itu bernama Kutorenon (berasal dari bahasa Madura katenon yang berarti terbakar).
Sampai di suatu desa Menak Koncar melihat prajuritnya tinggal sedikit (tanggung) desa itu kemudian bernama desa Tanggung, Menak Koncar kemudian mengutus senapatinya, seorang wanita bernama Sindhubromo untuk menyelamatkan harta kekayaan Pajarakan yang berada dalam gerobak kencana, dia dikawal dua orang senapati pria bernama Linduboyo dan Tambakboyo. Ketiga senapati tersebut menempuh jalan yang berbeda dengan Menak Koncar dan para pengawalnya.
Adipati Menak Koncar dan pengawalnya terus melanjutkan perjalanan, sesampai di desa Kedawung, di kaki gunung Semeru adipati Menak Koncar dan pasukan memperbaiki perlengkapan dan mengatur pasukannya. Kondisi Menak Koncar semakin memburuk, Menak Koncar wafat dan dimakamkan disana.
Perjuangan Menak Koncar, serta pelariannya sampai ke gunug Semeru terdengar sampai ke pusat kerajaan Majapahit. Akhirnya kadipaten Pajarakan juga dikenal sebagai lumajeng atau lumajar yang berarti lari. Nama lumajeng berubah menjadi lumajang. Bahkan kadipaten Pajarakan kemudian diganti menjadi kabupaten Lumajang dengan Pajarakan sebagai ibu kotanya
Adipati Menak Koncar dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana, semasa kepemimpinannya, kadipaten Lumajang dikenal sebagai kadipaten yang kaya raya. Adipati Menak Koncar juga dikenal sebagai pemimpin yang setia pada kerajaan, cinta tanah air dan rela berkorban untuk kesejahr=teraan rakyatnya.
Menak koncar merupakan anak dari Menak Lumpat, yang berarti cucu dari Menak Lapat. Menak Lapat merupakan putra kedua dari Menak Werdati, leluhur dari trah dermoyudo ataupun, Bupati, adipati Lumajang atau Blambangan kulon barat. Ayah Menak Koncar, Menak Lumpat (cucu Menak Werdati) seorang ksatria tangguh di Grogolan Jawa Timur. Menak Koncar memiliki seorang putra yang bernama Arya Panji Malang/Raden Tumenggung Brojdonolo
Tari Menak Koncar
Tari merupakan sarana ungkap ekspresi pengalaman jiwa yang diwujudkan melalui garap medium gerak. Ungkapan dalam seni mempunyai tujuan hayatan yang akan berbeda dengan ungkapan sehari-hari. Rasa ungkap tari akan dapat terwujud melalui medium gerak yang disajikan secara utuh dan penuh penghaytan.
Tari gaya Surakarta terbagi dalam tiga genre yaitu putri atau putren, putra gagah atau gagahan, dan tari putra alus atau alusan. Alusan adalah kualitas tari yang menghadirkan karakter putra dan disajikan oleh penari putra, tetapi seiring perkembangan zaman sejak tahun 1930–an alusan lebih banyak diperagakan oleh penari putri. Hingga sekarang kualitas alusan disajikan oleh penari putra maupun putri. Menurut Sunarno Purwolelono dalam tulisannya yng berjudul “ Modul Mata Kuliah Praktik Dasar Tari Tradisi Gaya Surakarta” alusan terdiri dari dua karakter yaitu karakter alusan luruh dan alus lanyap. Perbedaannya antara lain dibedakan pada volume/lebar sempit gerak atau bentuk tubuh yang dihasilkan dan penerapan irama gerak pada karakter tari.
Tari tradisi gaya Surakarta dalam bentuk alusan mempunyai ciri wireng maupum pethilan. Wireng yaitu suatu bentuk tarian yang tidak mengambil cerita dari pewayangan sedangkan pethilan merupakan suatu bentuk tarian yang mengambil cerita dalam pewayangan atu cerita lainnya.
Alusan dipandang sebagai ekspresi daya pesona kegagahan pada ksatria muda, dewa-dewa dan dilain pihak dipandang dari segi eksprsi keadaan jiwa yng tenang dan tenteram (Clara Brakel).
Tari Menak Koncar pertama kali disusun oleh Nyi Bei Minto Laras dalam gaya Mangkunegaran tahun 1960-1970. Kemudian digubah oleh S. Maridi dan direkam sekitar tahun 80-an, oleh Lokananta (Wahyu S.P, wawancara 2 Mei 2010). Tari Menak koncar menggambarkan Adipati Menak Koncar sebagai pemimpin senopati perang. Menak Koncar digambarakan gandrung dengan Dewi Sekati.
Kehadiran beksan Wireng di Mangkunegaran era tahun 1757-1987 berkaitan erta denga jiwa kepemimpinan dan perjuangan R. M. Said sebagai pendiri kadipaten. Semangat perjuangan yang terkenal dengan senboyan “tiji tibeh” dan Tri Drma tercermin dalam karya-karya tari, sebagaian besar tari berbentuk wiring atau peperangan (ada berbagai sumber tentng pengertin wireng). Beksan wiring mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan K.G.P.A.A Mangkunegra V, hal ini sebagai pertanda sejarah berdirinya kadipaten, yang telah diperjuangkan R.M Said dan para pengikutnya melawa VOC merupakan perang suksesi tanah Jawa tahun1741-1757. Mka untuk mengenangnya lahirlah karya-karya tari dengan judul beksan wiring. Beksan wiring Menakkoncar sewndiri muncul pada masa K.G.P.A.A Mangkunegara VIII, sekitartahun 1944-1947.
Menak Koncar diambil dari cerita siklus Langendriyan( berkaitan siklus Majapahit). Yang menandakan bahwasannya Menak koncar berasal dari Lumajang.
Tari Menak Koncar dikenal menggunakan gaya Mangkunegaran dan Kasunanan. Karakter tari Menak Koncar adalah alus lanyap. Tari Menak Koncar bertema gandrungan, menceritakan gandrungnya Adipati Menak Koncar kepada Dewi Sekati. Menak koncar menggambarkan senopati pemimpin perang, berkarakter tenang, antep, gagah. Karakter gagah terlihat pada sekaran lumaksono, sedang kebaran memunculkan rasa senang namun tetap tenang, dan pondongan menggambarkan gandrungnya menak koncar .
Iringan/musik tari Menak Koncar sampai sekarang belum diketahui siapa penciptanya, karena tarian ini diciptakan dengan gendhing yang sudah ada. Struktur musik tari Menak Koncar adalah pathetan, ladrang Asmaradana laras slendro pathet manyura, sampak slendro sanga, pathetan. Adapun urutan tuntutnya sebagai berikut: irama tanggung, irama dadi, ciblon, gambyongan, irama wilet, kwtawang Asmaradana, kemvbali ke irama tanggung.
Busana Tari Menak Koncar yaitu:
  • Kepala: irah-irahan, plame, sumping
  • Badan: kalung kace, klat bahu
  • Kaki (tungkai atas, tungkai bawah): celana pendek (panjen), jarik/kain, sabuk, epek timang, boro samir, sampur, binggel, keris.
Urutan/deskripsi Beksan Menak Koncar:
§ Besut tanjak tawing kebyok sampur kanan
§ Srisig
§ Nikelwarti
§ Sembahan laras
§ Sabetan
§ Lumaksana glebagan
§ Sabetan
§ Kiprahan tiga pola gerak
§ Besut
§ Lumaksana Glebagan
§ Kiprahan
§ Magak kawilan
§ Srisig sunda
§ Laku telu
§ Ukel pakis
§ Gajah-gajahan
§ Pondongan
§ Kiprahan
§ Besut
§ Lumaksana
§ Ombak banyu
§ Ulap-ulap tawing
§ Srisig

nb: belum selesai, laptop saya keburu eror. sedikit informasi yang bisa saya rangkum dari berbagai sumber. semoga bermanfaat!

2 komentar:

  1. Mohon di lengkapin mbak..cerita dri rakyat lumajang tigang juru.

    BalasHapus
  2. Aku ingin lebih tau tentang cerita dari kerajaan lumajang tigang juru..para raja,senopati dan adipati yg mnjabat di kerajaan lumajang..salam dari saya dari warga labruk kidul,sumbersuko lumajang

    BalasHapus